Senin, 16 Januari 2012


Penilaian Formatif


Pendahuluan
Di tiap tahun belum terevaluasi oleh murid dan diperbaiki sebelum disebarkan. Pengajaran lain telah menunjukkan bahwa percobaan dengan seorang dan perbaikan materi pengajaran ada bahan-bahan pokok dapat membuat seuah perbedaan yang mencolok dalam keaktifan materi pengajaran. Oleh karena itu, komponen dari model rancangan bahan pengajaran ini menekankan pentingnya kumpulan data dari anggota target populasi dan keefektifan materi serta penggunaan informasi untuk membuat materi-materi lebih efektif.
Anda harus mencatat bahwa semua langkah-langkah rancangan dan pengembangan dalam proses menyusun bahan pengajaran adalah berdasarkan teori, penelitian, dan beberapa pemikiran yang umum. Pada bagian ini, Anda akan menjadi penilai dalam arti dalam mengumpulkan data tentang keefektifan dari materi pengajaran sendiri. Menurut model rancangan pengajaran yang sudah ada bahwa hasil dari materi pengajaran akan menghasilkan kemampuan pengajaran untuk murid yang sebelumnya tidak dapat ditunjukkan dalam akhir tujuan pengajaran yang lalu.
Secara khusus, kita berfikir bahwa penilaian formatif dan perbaikan sebagai sebuah langkah utama. Akan tetapi, untuk kemurnian dan titik berat pentingnya pemeriksaaan ulang keseluruhan proses merancang bahan pengejaran katika bahan pengajaran diperbaiki, kita telah memisahkan rancangan dan pelaksanaan penilaian formatif pengajaran dari proses perbaikan bahan pengajaran.
Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana penerapan teknik penilaian formatif dengan kerangka proses pengajaran serta untuk dikombinasikan dengan tiga hal tersebut.


Pembahasan
Pengertian
Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk meninjau kembali instruksi agar lebih efisien dan efektif. Penekanan dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis serta revisi dari instruksi.
Ada tiga fase dasar evaluasi formatif. Pertama adalah evaluasi perorangan, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan.
  1. One to One Evaluation (Evaluasi Perorangan), dalam tahap ini penyusunan bekerja dengan murid secara individu untuk memperoleh data untuk merevisi materi pengajaran.
  2. A Small Group Evaluation (Evaluasi Kelompok Kecil), kelompok yang terdiri dari delapan sampai dua puluh siswa yang mewakili dari populasi target yang mempelajari bahan pengajaran.
  3. A Field Trial (Uji Lapangan), tahap ini menekankan pada pengujian dari prosedur yang dibutuhkan untuk penerapan dari bahan pengajaran dalam situasi nyata.
Tiga tahap tersebut di dahului dengan mengkaji kembali bahan pengajaran yang secara khusus menarik yang secara tidak langsung termasuk dalam proses pengembangan bahan pengajaran.
Evaluasi Perorangan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan yang nyata dalam bahan pengajaran, serta untuk menghasilkan reaksi awal pada pengajaran. Hal ini dicapai melalui interaksi langsung antara penyusun dan pembelajar. Selama tahap ini, evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer.
Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi target, baik segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Misal dari segi kemampuan, dipilih yang diatas rata-rata, rata-rata, dan di bawah rata-rata. Dilihat dari motivasi, dipilih yang motivasi positif, netral, dan negatif, atau kalau itu bukan pelajar bisa dipilih berdasarkan pengalaman, diatas sepuluh tahun, dua sampai lima tahun, dan yang baru setahun.
Penyusunan bahan pengajaran telah menemukan atau membuat proses berharga dalam persiapan materi. Ketika pengajar menemukan bahan pengajaran berupa kesalahan yang berhubungan dengan pembuatan, tidak tercantumnya isi, kesalahan halaman, grafik yang tidak sesuai dengan label dan jenis lain, kesulitan-kesulitan tersebut dijadikan sebuah pemikiran untuk perancang. Anda dapat menggunakan semua informasi untuk memperbaharui bahan pengajaran dan memperbaiki kesalahan yang mencolok menjadi kesalahan yang kecil.
Evaluasi perorangan secara umum bergantung pada kemampuan penyusun untuk membuat hubungan dengan pelajar yang kemudian akan berinteraksi secara efektif terhadap reaksi yang muncul. Halmallmark menyampaikan kritikannya tentang evaluasi perorangan ini. Menurutnya, kekuatan dari proses ini adalah seorang penyusun bahan pengajaran harus berkata “Beri tahu aku jika Anda mempunyai masalah” daripada penyusun harus menentukan melalui membaca atau mendiskusikan dengan pembelajar. Dialog mungkin hanya terfokus pada pertanyaan yang ada dalam tes atau hanya mempertimbangkan poin-poin khusus yang dibuat dalam proses belajar mengajar. Sebelum evaluasi perorangan ini terjadi, penyusun harus mempunyai sebuah strategi interaksi yang dipakai dan bagaimana pengajar mengetahui apakah ini pembicaraan yang tepat dengan penilaian.
Prosedur yang khas dalam evaluasi perorangan adalah untuk menjelaskan kepada para pelajar tentang bahan pembelajaran. Reaksi pembelajar terhadap materi, mengetahui kekurangan materi, mengerjakan soal-soal, mencatat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan materi. Pebelaajar akan menemukan kesalahan ketik, kelalaian konten, halaman yang hilang, grafik yang berlabel tidak tepat, tidak sesuai link di halaman web mereka, dan jenis lainnya. Kesulitan memahami urutan belajar, konsep belajar, dan soal-soal yang diberikan (http://kuliahemka.wordpress.com/2010/03/03/lankah-kedelapan-model-dick-carey/).
Setelah siswa menyelesaikan bahan pengajaran, mereka harus meninjau, mengkaji kembali inti pengajaran dan daftar pertanyaan dengan cara yang sama. Setelah masing-masing siswa menyelesaikannya, tanyakan mengapa mereka membuat pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Desainer akan menemukan tidak hanya kesalahan tetapi juga kenapa terjadi kesalahan. Informasi ini dapat sangat membantu selama proses revisi. Proses untuk mengevaluasi kinerja, produk, dan sikap dan pada akhirnya untuk merevisi pembelajaran termasuk butir-butir soal yang ada.
Salah satu kepentingan desainer selama evaluasi perorangan adalah untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan bagi pelajar untuk menyelesaikan instruksi. Hanya perkiraan secara kasar akan dapat menghasilkan hasil dari penilaian perorangan karena mencakup interaksi antara pengajaran dan penyusun. Namun, berdasarkan pengalaman, perkiraan waktu dapat menjadi tidak terwujud. Harus diingat bahwa tanpa pengajaran maka tidak akan ada penilaian formatif.
Dalam menginterpretasi data, Informasi tentang kejelasan instruksi, dampak pada pembelajar, kelayakan instruksi perlu diringkas dan terfokus. Aspek-aspek tertentu dari instruksi yang ditemukan untuk menjadi lemah kemudian dapat dipertimbangkan dalam rangka rencana revisi yang mungkin untuk meningkatkan instruksi untuk pelajar serupa.
Hasil dari evaluasi perorangan adalah instruksi bahwa :
1)      Berisi kosa kata yang sesuai, kompleksitas bahasa, contoh, dan ilustrasi untuk peserta didik;
2)      Baik menghasilkan sikap dan prestasi pelajar, atau direvisi dengan tujuan meningkatkan pelajar sikap atau kinerja selama percobaan berikutnya, dan
3)      Layak digunakan dengan pembelajar, sumber daya, dan pengaturan yang ada. Instruksi lebih lanjut dapat disempurnakan dengan menggunakan kelompok kecil cobaan (http://kuliahemka.wordpress.com/2011/10/03/langkah-kedelapan-model-dick-carey/).


Evaluasi Kelompok Kecil


Evaluasi kelompok kecil terdiri dari 8 – 20 orang pembelajar. Jika jumlahnya kurang dari delapan, data yang dihasilkan mungkin tidak mewakili target populasi. Sedangkan jika lebih banyak dari dua puluh maka akan menemukan data dari penambahan pengajaran, tidak menghasilkan sesuatu penambahan informasi yang penting. Dimungkin untuk memilih secara acak dalam populasi target. Mungkin desainer perlu mengikutkan pembelajar yang telah ditetapkan untuk mewakili kelompok, misalnya pembelajar yang prestasinya rendah, rata-rata, tinggi, atau yang terbiasa dengan prosedur tertentu misalnya berbasis komputer, web dan yang tidak, atau yang muda, berpengalaman. Contohnya seperti sub-kelompok yaitu,
š Rendah, merata, dan nilai prestasi tinggi para siswa.
š Pelajar dengan bahasa yang bermacam-macam
š Pelajar yang mengenal prosedur tertentu.
š Laki-laki dan perempuan
š Pelajar yang lebih muda, yang berpengalaman, dan pelajar yang dewasa.
Prosedurnya, guru memulai dengan menjelaskan kemudian pembelajar diberikan pretest. Pada pelaksanaan peran, guru sesedikit mungkin. Hanya dalam kasus ketika perangkatnya gagal atau ketika pembelajar terhenti dalam proses pengajaran, pengajar harus turun tangan menanganinya.  Setiap pelajar yang kesulitan dalam proses dan bagian dan solusi harus jelas dicatat sebagai bagian dari revisi data.
Langkah tambahan dari evaluasi adalah kuesioner sikap untuk mendapatkan tanggapan pembelajar, kelemahan, dan kelebihan dalam strategi pembelajaran. Oleh karena itu pertanyaan dalam kuesioner minimal mencakup :
š Apakah instruksi menarik?
š Apakah Anda mengerti apa yang Anda harus dipelajari?
š Apakah bahan-bahan yang berkaitan langsung dengan tujuan?
š Apakah latihan-latihan praktek memadai?
š Apakah latihan-latihan praktek relevan?
š Apakah benar-benar tes mengukur pengetahuan tentang tujuan?
š Apakah anda menerima umpan balik yang memadai pada latihan-latihan praktis?
š Apakah Anda merasa percaya diri ketika menjawab pertanyaan di tes?
š Apakah pengayaan dan materi remedial memuaskan?
Data kuantitatif dan informasi yang dikumpulkan selama evaluasi dirangkum dan dianalisis. Data kuantitatif terdiri dari skor tes serta persyaratan waktu dan biaya proyeksi. Informasi deskriptif terdiri dari komentar yang dikumpulkan dari sikap kuesioner, wawancara, atau evaluator catatan tertulis selama proses evaluasi.
Hasil dari evaluasi kelompok kecil mungkin perbaikan instruksi yang sederhana, seperti mengubah contoh dan kosa kata dalam tes item atau meningkatkan jumlah waktu yang dialokasikan untuk studi. Atau mungkin memerlukan perubahan besar dalam strategi pengajaran (misalnya, strategi motivasi, urutan tujuan, pengiriman instruksional format), atau dalam sifat informasi yang disajikan kepada peserta didik (http://kuliahemka.wordpress.com/2011/10/03/langkah-kedelapan-model-dick-carey/).
Evaluasi Uji Lapangan
Dalam tingkatan akhir penilaian formatif, mencoba untuk menggunakan sebuah situasi pengajaran yang menyerupai pokok penggunaan materi pengajaran. Tujuan dari penilaian formatif terakhir yaitu uji lapangan adalah untuk efektivitas perubahan pada evaluasi kelompok kecil dan instruksi dapa digunakan pada kontek belajar yang sebenarnya.
Dalam penentuan lokasi evaluasi dan pemilihan pelajar, uji lapangan dapat dicobakan pada kelompok besar yang terdiri dari 30 orang yang dipilih secara acak yang berbeda. Anda harus mengidentifikasi sebuah kelompok yang bersedia berpartisipasi dalam uji lapangan. Kelompok tersebut haruslah disiplin untuk memastikan bahwa mewakili dari target populasi untuk materi yang sesungguhnya. Atau pada kelas perorangan tetapi akan menemui kesulitan karena pembelajar akan tersebar. Kesulitannya adalah untuk menemukan sebuah kelompok yang cukup besar dari pelajar yang siap untuk menerima bahan pengajaran karena pengajaran akan menyebar dalam materi yang mereka pelajari.
Prosedur uji lapangan hampir sama dengan kelompok kecil. Perbedaan pada peran desain yang harus dikurangi atau dihilangkan diganti dengan peran guru, oleh karenanya guru harus dilatih dulu. Mungkin setelah evaluasi kelompok kecil pretest dan posttest diubah atau dikurangi hanya menilai entry paling penting. Kuesioner difokuskan pada faktor-faktor lingkungan yang mungkin mengganggu pembelajaran. (http://kuliahemka.wordpress.com/2010/03/03/lankah-kedelapan-model-dick-carey/).


Pemilihan Materi dalam Evaluasi Formatif
Tujuan awal evaluasi formatif dengan menggunakan materi yang ada adalah untuk menentukan keefektifan bila diterapkan dalam suatu populasi atau dalam ruang kingcup tertentu, serta untuk mengidentifikasikan cara lain sebagai proses penambahan atau pengurangan materi atau prosedur pengajaran yang mungkin  bisa menciptakan keefektifan dari penerapan materi tersebut. Oleh karena itu, dalam prosedur evaluasi formatif memfokuskan pada pemilihan materi yang dirancang serta penerapannya dalam proses pengajaran.
Persiapan dalam penerapan materi yang akan digunakan dalam pengajaran, sebaiknya disesuaikan dengan materi yang telah ada. Suatu analisis seharusnya didokumentasikan dalam pengembangan materi, keefektifannya bila disampaikan pada suatu kelompok, serta keumuman penjelasan materi yang akan digunakan selama proses evaluasi terhadap suatu kelompok. Uraian tentang bagaimana materi seharusnya diterapkan dalam suatu proses pengajaran serta penjelasan penggunaan alat instrument yang dipakai dalam pengambilan nilai.


Penerapan materi pilihan memerlukan peran interaktif pengajar. Berimplikasi strategi memerlukan perngajar mencakup penyediaan materi-materi pengajaran. Oleh sebab itu, dalam setiap kurikulum, beberapa prosedur evaluasi dan jenis revisi yang sama diterapkan.
Pengumpulan
Berikut ini ada beberapa panduan yang sebaiknya dipertimbangkan dan direncanakan dalam tiap tahap evaluasi formatif. Hal yang terutama sekali yaitu mengumpulkan data yang diyakini bisa membantu dalam mengambil keputusan yang dapat meningkatkan proses pengajaran. Data tidak hanya diperoleh dari pelaksanaan evaluasi atau data yang sudah direvisi karena dapat membatasi cara pengajaran. Berikut ini data yang sebaiknya dikumpulkan :
1)   Data yang diperoleh dari tes bakat, tes awal, tes akhir dan tes yang dilampirkan.
2)   Komentar atau catatan dari pengajaran atas kesulitan dari materi yang disampaikan.
3)   Data yang dikumpulkan dengan bentuk pertanyaan atau komentar
4)   Waktu yang dibutuhkan si pelajar untuk melengkapi komponen pengajaran.
5)   Reaksi dari permasalahan pengajaran yang sering muncul.
Disetiap pengevaluasian, materi seharusnya mempertimbangkan teknik penggunaan media agar terciptanya keefektifan dalam pelakasanaannya. Hal tersbut harus diperhatikan karena pengajaran harus memastikan apakah media tersebut dapat digunakan secara efektif atau tidak, terlebih lagi bila data yang diperoleh tidak valid.
Hal ini juga merupakan tahap awal dalam evaluasi formatif, terutama dalam tahap evaluasi perorangan sehingga proses belajar mengajar menjadi hikmat dan pelajar terfokus kepada pengajar. Mereka lebih terkonsentrasi akan materi dan menciptakan suasana sebaik mungkin dan apabila siswa berjumlah banyak, evaluasi formatif agaknya kurang efektif.
Masalah yang perlu diperhatikan ialah mengenai pemilihan peserta yag mengikuti kegiatan sebaiknya dinilai pengetahuan mereka oleh pengajar. Ketika pengajar telah memperoleh informasi dari tes bakat dan tes awal pengetahuan para peserta ujian, mungkin beberapa kali akan mengalami kesulitan untuk menetukan apakah para peserta tersebut mahir atau tidak menguasai pelajaran yang telah dipelajari.
Evaluasi formatif perorangan disusun sebaiknya menggunakan tiga orang peserta. Satu hal akhir yang harus diperhatikan adalah siapkan diri untuk memperoleh informasi yang menunjukkan bahwa bahan belum efektif seperti yang dipikirkan bila telah mengembangkan proses pengajaran.
Sebaiknya mencatat jalannya proses evaluasi perkembangan positif umpan balik, dari para siswa yang mungkin memberikan sedikit informasi tentangbagaimana harus mengembangkan materi. Umpan balik positif hanya menunjukkan bahwa apakah “Materi yang diterapkan kepada siswa sudah efektif?” dan pada akhirnya “Materi apa yang lebih efektif dan sesuai dengan motivasi dan kemampuan para siswa?” Selama menjalani proses evaluasi formatif, lebih baik jika meninjau terlebih dahulu materi-materi yang telah dikembangkan oleh pengajar lainnya. Sehingga dapat membantu untuk mengembangkannya.
Contoh-contoh
Berikut ini beberapa informasi yang dapat digunakan untuk berpikir atau untuk acuan tentang proyek Anda. Anda dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan lainnya ketika Anda menerapkan proyek kerja Anda. Contohnya pada kegiatan evaluasi formatif tes perorangan, melibatkan para peserta dan populasi target,
1)   Mengidentifikasi siapa siswa Anda, target populasi apa yang sebaiknya diterapkan?
2)      Susunan pengajaran untuk siswa
3)      Melaksanakan proses diskusi mengenai materi yang ada
4)      Pengevaluasian tes yang telah disusun untuk mengukur kemampuan siswa
  1. Dapatkah siswa mengartikan perintah tersebut?
  2. Apakah siswa mengerti permasalahan tersebut?
  3. Dapatkah siswa mengaplikasikan keterampilan yang ada?
5)   Diskusilah dengan siswa yang dalam pengajaran
  1. Perintahkan siswa untuk menulis kesulitan yang ada dalam permasalahan tersebut.
  2. Jika siswa gagal memahami materi penjelasan yang ada, cobalah memberikan penjelasan yang lainnya.
  3. Berilah catatan berupa contoh, iliustrasi, dan informasi yang mungkin diperlukan tambahan dalam pelaksanaan evaluasi formatif.
Kesimpulan
Penyusunan evaluasi-evaluasi formatif bertujuan:
  1. Untuk menentukan keefektifan suatu materi bila diterapkan dalam suatu populasi dalam ruang lingkup tertentu.
  2. Menjelaskan tujuan dan berbagi tingkatan bentuk penilaian dari materi pengajaran dan instrument yang digunakan.
  3. Pengembangan dari rencana bentuk penilaian
  4. Merupakan kumpulan data menurut rencana sebuah bentuk penilaian


Definisi evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses pengajaran dimana pengajaran menggunakan data yang diperoleh untuk meninjau kembali bahan pengajaran agar lebih efektif dan efesien.
Tiga tahap utama:
1)      Evaluasi perorangan
2)      Evaluasi kelompok kecil
3)      Uji lapangan
  1. 1. Evaluasi Perorangan
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan yang nyata   dalam bahan pengajaran dan menghilangkan reaksi awal pada daya pengajaran. Perbedaannya dengan yang lain, evaluasi perorangan secara total bergantung pada kemampuan penyusun untuk mengadakan hubungan dengan pengajaran dan berinteraksi secara efektif.
Kelemahannya (kritikan Hallmark) :
1)      Kekuatan dari prosese ini berkurang, karena penyusun kurang membaca bahan-bahan yang dapat mendukung diskusi dari bahan yang dipresentasikan.
2)      Dialog hanya terfokus pada bahan yang ada dalam kelas.
3)      Diharuskan penyusun mempunyai strategi bagaimana berinteraksi dengan siswa.
4)      Setelah siswa menyelesaikan bahan pengajaran, pengajar harus mengevaluasi kembali inti pegajaran dan daftar pertanyaan dengan cara yang sama.
Kelebihannya adalah hanya dengan menggunakan penilaian kasar akan dapat menjadi hasil dari penilaian evaluasi perorangan.
  1. 2. Evaluasi Kelompok Kecil
Tujuan utama :
1)      Menentukan keefektifan dari perubahan yang dibuat
2)      Pengejaran dapat menggunakan bahan pengajaran tanpa harus berinteraksi dengan pengajaran.
Kelemahannya :
1)      Masalah yang timbul jika populasi yang diambil merupakan sekumpulan orang dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
2)      Jika perangkat gagal dan tidak dapat diteruskan maka pengajar harus turun tangan menanganinya.
Kelebihannya adalah kegiatan ini merupakan mengidentifikasi tanggapan mereka, kelemahan, dan kekuatan dalam pelaksanaan strategi pengajaran.
3) Uji Lapangan
Tujuan dari uji lapangan adalah untuk menentukan jika perubahan yang dibuat setelah teingkatan kelompok kecil telah efektif dan jika bahan pengajaran yang digunakan adalah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam mengambil tempat untuk uji lapangan kemungkinan besar akan berhadapan dengan satu dari dua situasi :
1)      Materi yang diujicobakan di dalam kelas mewakili kelompok besar, jika menggunakan materi pengajaran sendiri mungkin dapat menjadi pengalaman yang baru.
2)      Jika materi pengajarn yang diberikan berbeda , maka akan cukup sulit untuk menentukan sebuah kelompok yang cukup besar yang siap untuk bahan pengajaran karena materi akan menyebar di materi yang mereka pelajari.
Pemilihan Materi dalam Evaluasi Formatif
v  Persiapan dalam penerapan materi yang akan digunakan dalam pengajaran sebaiknya disesuaikan dengan materi yang ada.
v  Pengajar sebaiknya berperan sebag ai administer dalam pelaksanaan tes.
v  Pengagajar yang mengadakan praktek sebaiknya mampu menyelidiki kemajuan bakan sipembelajar dalam memahami materi.
v  Pengajar sebaiknya menghitung waktu yang digunakan dalam pengadaan evaluasi.
Berikut ini ada beberapa data panduan yang harus dikumpulkan yang dapat membantu dalam mengambil keputusan  dalam meningkatkan proses pengajaran :
  1. Data yang diperoleh dari tes bakat, tes awal, tes akhir, dan tes yang dilampirkan.
  2. Komentar atau catatan dari pengajaran.
  3. Data yang dikumpulkan dengan bentuk pengajaran.
  4. Waktu yang dibutuhkan si pembelajar pengajaran untuk melengkapi komponen pengajaran
  5. Reaksi dari masalah pengajaran yang sering muncul.
Daftar Pustaka
Dick dan Walter Carey. 1985. The Systematic Design of Instruction. USA : Scott Foresman and Company (Chapter 10 halaman 196-218).
Muhamad Khotib, 2009. Lankah Kedelapan Model Dick Carey. http://kuliahemka.wordpress.com/2010/03/03/lankah-kedelapan-model-dick-carey/. Dikutip pada tanggal 03 Oktober 2011.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar